Berita

REUNI AKBAR IPC | Ketika Orang Produksi Menjadi Tamu di Acara Orang Produksi

Acara segini gede gak ada Stage Manager-nya

daripanggung.com – Dari namanya saja, Reuni Akbar IPC (Indonesian Show-Event Productions Community) tentu terbayang aura yang berbeda dan bagaimana hebohnya perhelatan yang dilangsungkan tanggal 22 April 2019 kemarin di Jl. Kapten Tendean No. 41 Jakarta Selatan ini.

Bagaimana tidak heboh, orang-orang yang biasa berjibaku dengan gelapnya malam, menahan kantuk untuk melakukan persiapan sebuah acara, membangun panggung dan seluruh area pertunjukan, akan berkumpul di satu tempat untuk temu kangen dan bergembira ria bersama. Mereka yang biasa bekerja mempersiapkan acara, kini hadir sebagai tamu dan pengunjung acara.

Ndol Geaffary, sesepuh IPC

Seperti apa yang di sampaikan oleh Ndol Geaffary ketika diminta oleh Stage Master, Ifeb Galib dan Herry Rachman untuk memberikan sepatah dua patah kata dari atas panggung. Lelaki yang adalah penggagas dan juga sesepuh Komunitas Produksi ini mengatakan “Kita biasanya nyuruh orang ngomong sekarang di suruh ngomong, gak tau mau ngomong apa. Yang jelas saya bersyukur dan berterima kasih kepada semua yang hadir dan juga teman-teman produksi yang sudah membantu sehingga terlaksana juga acara yang sebenarnya sudah di rencanakan dari sekitar 2 tahun yang lalu”

Dasarnya Pekerja Produksi, selalu lebih nyaman berada di area FOH daripada duduk manis dengan Round Table sebagai tamu

Hal senada juga di lontarkan oleh Mi’ing Bagito dengan gaya khas candanya “Acara segini gedenya gak ada Stage Manager, Stage Manager malah ngumpul aja di belakang pada ngobrol, mereka mau ngerasain jadi tamu”. Lelaki bernama asli Dedi Gumelar ini mengapresiasi dan mengungkapkan kebahagiaannya bergabung di acara malam itu, karena ia memang sangat merasakan profesionalisme rekan-rekan pekerja produksi selama masa karirnya melawak bersama Bagito.

Stage Manager

“Acaranya santai saja, kita berkumpul untuk temu kangen, makan malam bersama dengan diiringi musik dari band-band yang luar biasa”, tutur Dewo Hadisoeprobo salah satu penggagas acara Reuni Akbar ini.

Sebut saja ada Audiensi Band, dengan formasi yang sangat istimewa pada malam hari itu, karena posisi Bass Guitar di isi oleh Donny Hardono. Selanjutnya juga ada Amir Roez bersama G-Pro. Tidak tanggung-tanggung rekan musisi yang sangat dekat dan baik dengan orang-orang produksi yang menyempatkan hadir untuk melakukan Jam-Session di acara tersebut, sebut saja Ian Antono, Yaya Moektio, Baruna, Toto Tewel, Ivanka, dan lain-lain.

IPC Jam-Session, feat : Ian Antono, Yaya Moektio, Toto Tewel, Baruna & Friends
IPC Jam-Session, feat : Ian Antono, Yaya Moektio, Toto Tewel, Baruna & Friends

“Selain itu, kami juga ingin melakukan sesuatu yang positif, yang dapat membawa kebaikan bagi aktifitas dunia produksi acara di Indonesia” lanjut Dewo.

Baca Juga: BUKBER KOMUNITAS PRODUKSI INDONESIA

Ati Ganda pun menegaskan dalam sambutannya “Sepertinya kita harus melaksanakan acara seperti ini minimal 2 kali dalam setahun, selain untuk mempererat silaturahmi kita juga bisa merancang banyak program yang bermanfaat, misal program perlindungan dan kesehatan bagi Pekerja Seni, khususnya para pekerja produksi”. Ia pun menambahkan kemungkinkan untuk menyelenggarakan acara-acara yang dapat mengakomodir seniman-seniman lawas supaya mendapatkan tempat untuk perform di kemudian hari.

IPC Wall of Fame

Suasana malam itu memang terasa hangat dan penuh suka cita. Tak kurang dari 200-an orang yang hadir pada malam itu, dari berbagai generasi pekerja produksi. Juga insan pekerja seni yang selalu akrab dengan pekerja produksi. Seperti yang di sampaikan oleh Seno M. Hardjo, producer dan music publisher yang tampak hadir malam itu langsung memposting di laman media sosial nya “Seru, haru, sedu, penuh tawa acara Reuni IPC ini”. Lelaki yang akrab di panggil Mas Seno ini juga mengharapkan semoga IPC ini langgeng dan semuanya selalu sehat perkasa.

Memang sebagai sebuah komunitas profesi, eksistensi ini adalah mutlak. Keberlangsungannya tentu akan menjadi wadah dan sarana berbagi ilmu dari para pemain lama ke generasi-generasi berikutnya. Hal-hal seperti itu di harapkan dapat di jembatani oleh komunitas. Tentunya hal ini menjadi PR bagi kita semua yang peduli dan terutama mengumpulkan data anggota, yang bertujuan untuk membuat database dari pekerja produksi di seluruh Indonesia.

“Saya berharap komunitas seperti ini bisa dibuatkan database, yang mencatat penyebaran pemain produksi di seluruh Indonesia dan menyertakan ketersediaan barang-barang / alat- alat yang tersedia di masing-masing vendor. Jadi dengan adanya acara reuni ini, diharapkan dapat menjadi lebih besar dan lebih luas cakupannya, misal dengan menjadi sebuah asosiasi untuk bisa lebih mengakomodir kebutuhan dari kegiatan kerja insan produksi ini” tutur Zoel Lubis, jurnalis senior yang telah lama mengikuti perjalanan pekerja produksi di Indonesia ini.

Keinginan untuk menjadi sebuah asosiasi ini pun di tegaskan oleh Harry ‘Koko’ Santoso. “Memang kedepannya ini akan menjadi suatu asosiasi. Sebagai wadah para pekerja produksi di Indonesia, supaya lebih terkoordinir dan profesional”.

Adong Silalahi pun menambahkan “Dunia kerja produksi acara ini penuh liku-liku, tapi dunia kerja produksi ini sempit. Ketemu orangnya itu-itu juga. Jadi berjalanlah yang lurus, kalau ada yang nakal atau menikung satu sama lain, perlahan akan tumbang dengan sendirinya”.

Yang jelas, acara Reuni Akbar ini sangat di apresiasi dan membawa kesan mendalam bagi para pekerja produksi di Indonesia, dan setelah ini di harapkan akan ada kelanjutan berupa program-program yang positif dan membawa angin segar bagi para pekerja produksi pada khususnya, juga bagi profesi pekerja produksi acara pada umumnya. (danny fe)

Tags
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close