Berita

BENTUK RUANG PERTUNJUKAN

Secara Teori dan Penjabarannya

Ruang pertunjukan merupakan ruangan yang dipergunakan untuk mempertunjukan suatu bentuk karya seni berupa seni tari, drama, pagelaran ataupun konser musik, dan berbagai kegiatan seni pertunjukan lainnya.

 

Kegiatan yang berlangsung di dalamnya adalah

  1. pertunjukan kesenian oleh seniman
  2. kegiatan apresiasi dari masyarakat yang menyaksikan pertunjukan tersebut

Berdasarkan kegiatan yang ditampung di dalamnya, maka terdapat dua ruang yang mewadahinya, yaitu

  1. ruang utama sebagai tempat pertunjukan berupa panggung atau yang sejenis
  2. ruang bagi penonton (auditorium) untuk menyaksikan pertunjukan yang sedang ditampilkan di ruang utama

Selain itu, diperlukan beberapa ruang lain yang fungsinya sebagai penunjang dua kegiatan utama di atas, seperti menunjang kenyamanan penonton, kelancaran berlangsungnya pertunjukan, menjaga ketertiban, dan hal lain yang berkaitan dengan aktifitas di dalam ruang pertunjukan.

Berdasarkan pelaku, ruang-ruang penunjang tersebut terbagi menjadi dua, yaitu

  1. ruang penunjang pelaku seni
  2. ruang penunjang penonton

Ruang penunjang pelaku seni diantaranya adalah ruang ganti (rias), ruang persiapan, ruang kontrol, gudang, dan lavatory.

Sedangkan ruang penunjang penonton adalah tiket box, lobby, dan lavatory.

Jadi secara garis besar, ruang yang diperlukan untuk menjalankan aktifitas di dalam ruang pertunjukan adalah :

  1. Panggung Pertunjukan

Tempat untuk pementasan pelaku seni. Merupakan pusat organisasi ruang, dimana ruang lain mengacu terhadap letak panggung pertunjukan.

  1. Auditorium

Tempat yang disediakan bagi penonton untuk menyaksikan pertunjukan seni yang dipentaskan di panggung pertunjukan. Ukurannya lebih luas dari yang lain karena untuk menampung jumlah orang yang cukup banyak.

  1. Penunjang

Merupakan ruang pendukung dari kegiatan utama di dalam ruang pertunjukan. Beberapa ruang yang termasuk dalam kelompok ini adalah ruang latihan, ruang rias, ruang administrasi dan kesekretariatan, kamar mandi (WC), ruang mechanical electrical (termasuk ruang bagi operator panggung).

 

BENTUK RUANG PERTUNJUKAN

Untuk memaksimalkan kinerja, auditorium dibuat dalam bentuk berbeda-beda di sesuaikan dengan kegiatan yang berlangsung didalamnya. Kegiatan tersebut diantaranya sebagai tempat konser, pementasan drama, seminar, atau rapat. Bentuk auditorium dipilih berdasarkan kebutuhan jumlah pengunjung dan kualitas akustik serta visual.

Menurut Leslie L. Doelle (1993), bentuk ruang pertunjukan (auditorium) dapat dibagi berdasarkan sistem akustiknya.

Pembagian tersebut adalah sebagai berikut :

Segiempat

Auditorium Segiempat (1)
Auditorium Segiempat (2)

Bentuk ini merupakan bentuk yang sederhana dari ruang teater. Posisi penempatan panggung pertunjukan berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada di sisi yang lain. Kondisi ini akan menyebabkan penonton yang berada di area samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukan kesenian karena arah hadapnya tidak lurus ke arah panggung pertunjukan sehingga mengurangi rasa nyaman.

Dapat pula panggung pertunjukan berada di tengah-tengah ruang penonton. Kondisi ini dapat menampung lebih banyak penonton, tetapi tetap memiliki masalah yang sama, yakni penonton yang berada di area samping merasa kesulitan menikmati pertunjukan. Bentuk ini sering digunakan sebagai ruang kesenian, workshop, rapat, dan sebagainya.

Kipas (Melingkar)

Auditorium Kipas (Setengah Melingkar)

Bentuk kipas menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukan. Dengan kondisi ini, kemampuan visual penonton terhadap pertunjukan kesenian yang berlangsung tidak terganggu dengan posisinya (pandangan penonton lurus kedepan, tidak perlu menoleh terlalu banyak). Fokus pandangan di semua ruang area penonton tertuju ke sebuah pusat, yakni panggung pertunjukan.

Menurut Doelle, theater dengan bentuk dasar berupa kipas lebih cocok untuk digunakan sebagai ruang pertunjukan dengan kapasitas penonton yang berjumlah banyak (Doelle, Leslie L dalam Akustik Lingkungan, 1990). Kondisi theater berbentuk kipas berupa pandangan dari ruang penonton tertuju pada satu pusat (panggung pertunjukan). Hal tersebut dapat mengurangi gangguan visual dari ruang penonton, ruang di sekitar panggung pertunjukan dapat digunakan sebagai ruang penonton yang terletak melingkari panggung pertunjukan (bias berupa seperempat lingkaran, setengah lingkaran, atau tuga perempat lingkaran). Dengan demikian, ruang penonton dapat menampung jumlah lebih banyak disbanding jika theater berbentuk segiempat. Bentuk ini sering digunakan sebagai tempat pementasan teater, orkestra, sendratari, dan sebagainya.

Bentuk Tapal Kuda

Auditorium Tapal Kuda

Bentuk ruang ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat di sisi tengah ruangan (terletak di titik fokus cekung) karena permukaan dinding yang berbentuk cekung. Keadaan ini dapat membuat suara menjadi lebih jelas di bagian tengah ruangan, tetapi di bagian lain akan kurang. Jika berlebihan, suara yang terdengar di titik fokus pantulan akan terlalu keras.

Bentuk Tak Beraturan

Bentuk ini tercipta karena untuk memenuhi aspek kenyamanan visual, pencahayaan, dan akustik. Dinding ruangan dibuat tak beraturan (cekung dan cembung dengan perhitungan sistematis) agar dapat menyerap bunyi (bunyi cacat akustik) ataupun memantulkan gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik.

 

Di dalam buku Theater Planning”, Ham Roderick (1972) membagi ruang auditorium menjadi tujuh bentuk dasar auditorium.

Bentuk dasar tersebut adalah sebagai berikut :

Auditorium 360 derajat

Auditorium 360

Panggung pertunjukan berada di tengah, dengan auditorium (ruang duduk penonton) terletak mengelilingi panggung pertunjukan. Dengan begitu, kemanapun arah hadap pementas, maka ia akan menghadap ke arah penonton. Jalur sirkulasi pementas melewati auditorium.

Bentuk ini sering digunakan dalam pertunjukan konser musik (terutama band) dan pertunjukan teatrikal. Tidak sesuai untuk pertunjukan sulap.

Auditorium Transverse Stage

Auditorium Transvere Stage

Bentuk ini sangat sederhana dengan meletakan panggung pertunjukan dan tempat duduk penonton saling berhadapan. Bentuk ini tidak cocok untuk jumlah penonton yang banyak karena tingkat visual penonton terhadap panggung yang kurang sempurna.

Auditorium 210 – 220 derajat

Auditorium 210-220

Panggung berada di sebuah titik dengan tempat duduk penonton berada mengelilinginya, tetapi tidak penuh satu lingkaran. Arah pandangan visual penonton lurus kedepan, tidak perlu menengok terlalu banyak untuk menikmati pertunjukan. Bentuk ini cocok untuk digunakan dalam pementasan seni teater, drama, konser musik, tari, sendratari, dan kegiatan lain sejenisnya.

Auditorium Pengelilingan 180

Auditorium pengelilingan 180 telah digunakan sebagai tempat pementasan teater sejak jaman Yunani kuno. Memiliki sifat hampir sama dengan Auditorium 210 – 220, tetapi memiliki kapasitas penonton lebih kecil. Bentuk ini sering dipergunakan sebagai tempat pertunjukan konser musik.

Auditorium Pengelilingan 90

Karakteristik dan sifat bentuk ini hamper sama dengan bentuk Auditorium Pengelilingan 210-220 derajat. Hanya sudut di panggung pertunjukan lebih kecil dan juga lebar di tempat penonton yang lebih kecil. Kondisi ini mengakibatkan arah pandang penonton menghadap ke panggung sehingga lebih cocok untuk ruang pertunjukan. Bentuk ini lebih dikenal dengan sebutan bentuk kipas.

Auditorium Tanpa Sudut Pengelilingan

Panggung pertunjukan berada di salah satu sisi ruang dan tempat duduk penonton berada di sisi yang lain. Keduanya   saling berhadapan. Bentuk ini sering dipergunakan sebagai ruang rapat, seminar, workshop, dan kegiatan lain yang sejenis.

Auditorium Space Stage

Auditorium Space Stage

Dengan bentuk elips, gelombang bunyi akan memantul ke arah seluruh ruangan. Jika dihitung dengan benar, gelombang bunyi akan terpantul dan menyebar ke seluruh area auditorium.

BENTUK DASAR PANGGUNG PERTUNJUKAN (LETAK PENONTON)

Sedangkan bentuk dasar panggung pertunjukan dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan letaknya terhadap penonton, yakni :

Proscenium (Picture Frame Stage)

Proscenium Stage

Daerah panggung pertunjukan berada di salah satu sudut ruang pertunjukan dengan pandangan penonton melewati kerangka / bingkai bukaan Proscenium. Dikenal pula dengan nama panggung tipe Italia, karena teater-teater yang dibangun jaman Romawi kuno berbentuk seperti ini.

Panggung jenis ini memiliki beberapa area yang membedakannya dari bentuk panggung yang lain. Beberapa area tersebut adalah sebagai berikut :

Fore Stage

Merupakan bagian panggung antara garis seting panggung dengan belakang panggung depan layar (bagian ini dapat dinaik-turunkan sesuai kebutuhan). Saat butuh ruang lebih, maka Fore Stage dinaikan dan menjadi sebuah tambahan panggung.

Arppon Stage

Panggung diperlebar menjorok ke arah tempat duduk penonton. Bagian ini dapat di turunkan sebagai ‘Orchestra Pit’. Bagi penonton yang duduk di balkon akan merasa terganggu (kurang puas) karena tidak nyaman dalam hal visual.

Panggung Terbuka

Panggung Terbuka

Ruang utama berada dan ruang penonton terletak saling berhadapan. Terkadang ruang utama juga dikelilingin ruang penonton.

Panggung Arena

Panggung Arena

Berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk ampitheater klasik berupa bentuk radial dan dikembalikan pada bentuk lingkar. Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama. (danny fe)

*disadur dari berbagai sumber

Tags
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close